ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Seword - tak bisakah mulutnya dikunci barang beberapa hari? Tak bisakah mulutnya puasa nyinyir hanya sehari saja? Pusing bin pening 7 keliling melihat orang ini nyinyirnya tak pernah berhenti kalau sudah membahas tentang Ahok. Rasanya kalau tidak bicarakan tentang Ahok, Fadli Zon bisa sakit kepala atau stres. Ketika berita heboh mengenai seribu lebih karangan bunga untuk Ahok di Balai Kota, Fadli Zon menyebutnya sebagai pencitraan murahan
“Saya rasa masyarakat sudah tahulah. Itu bukan efek positif yang didapat, tap efek negatif, apalagi kalau ketahuan sumbernya itu-itu juga. Jadi pencitraan murahan,” kata Fadli.
Memang kenapa rupanya dari sumber (toko) yang sama? Memangnya toko floris itu hanya stok untuk 1 karangan bunga doang? Bisnis macam apa ini? Fadli Zon yang seorang Wakil Ketua DPR malah mengeluarkan statement yang sangat jenius seperti ini. Nyinyirnya tidak ketulungan, merasa pintar tapi statementnya terlihat jelas kalau itu kebalikannya. Nyinyirnya ini bukan sebagai bentuk dari realita, tapi lebih cenderung datang dari bentuk rasa iri, mungkin seumur hidup tidak pernah dikirimi karangan bunga sebanyak ini.
Baca Juga : Karangan Bunga.....!!! Bacakan Pledoi, Tanda dukungan terhadap Gubernur ini Luar Biasa....
Memang benar bahwa orang yang iri itu cenderung merasa kalah, sehingga untuk menutupi kekalahannya, dikeluarkanlah jurus nyinyir agar merasa menang, padahal malah memperlihatkan kejelekannya sendiri. Satu lagi statement Fadli Zon. Dia menduga ada rekayasa di balik ringannya tuntutan jaksa terhadap Ahok. Menurut Fadli, tuntutan hukuman percobaan 2 tahun disengaja untuk meringankan Ahok.
“Saya sangat setuju dan saya termasuk sependapat bahwa tuduhan dakwaan jaksa itu sangat terlihat menguntungkan terdakwa. Tuntutan yang sekarang ini kelihatan direkayasa dan dipermudah, diperingan,” kata Fadli. Menurutnya tuntutan tersebut tidak sejalan dengan rasa keadilan masyarakat, yang seharusnya menjadi acuan dengan adanya gonjang-ganjing dan kegaduhan yang diakibatkan.
Tidak sejalan dengan rasa keadilan masyarakat yang mana? Sepertinya masyarakat bumi datar, sumbu pendek yang tingkahnya kekanak-kanakan, main paksa dan ancam. Begitu kan? Tidak usah bawa-bawa masyarakat, karena tidak semua masyarakat berpikiran seperti itu. Tuh buktinya karangan bunga banyak bejibun di Balai Kota. Masih banyak masyarakat yang mencintai Ahok dan merasa dia tidak bersalah. Tolong jangan bawa-bawa masyarakat, kecuali gerombolan you-know-who
Ucapan Fadli Zon membuat Jaksa Agung Muhammad Prasetyo ikut angkat bicara. Dia menjelaskan jaksa telah melakukan tugas sesuai dengan koridor dan meminta seluruh pihak dapat menghormati proses hukum yang sedang berlangsung. Begini ucapan pamungkas yang menampar Fadli Zon.
“Jadi jangan sampai ada suatu tuntutan supaya penegak hukum independen tapi di sisi lain ditekan. Itu kan seperti itu bentuknya, disuruh independen tapi ditekan untuk mengikuti kehendak dan kemauan mereka,” kata Prasetyo.
Sebuah statement yang menampar telak, bukan hanya Fadli Zon, tapi juga gerombolan-gerombolan yang kerjaannya hanya ancam dan gertak sambal terasi. Lucu lihat tingkah dan pola pikirnya. Minta penegak hukum independen, tapi malah memaksa mereka untuk menurut pada keinginan mereka. Minta siapa pun tidak menghalangi proses hukum, tapi mereka sendiri menghalangi dengan cara menekan-nekan bahkan ancam-ancam dengan aksi pengerahan massa. Yang lebih lucu, minta Jokowi tidak intervensi, tapi ujung-ujungnya salahkan Jokowi dan main ancam turunkan Jokowi. Intervensi salah, tidak intervensi pun diancam. Maunya apa gerombolan ini? Dikasih kambing minta unta, sudah dikasih unta malah minta kuda. Minta? Pelihara sendiri.
Statement Prasetyo juga menunjukkan siapa dan bagaimana watak asli para gerombolan tersebut. Ucapan dan hati mereka tidak sinkron. Mulut teriak-teriak soal keadilan, padahal tindakan mereka sama sekali melenceng dari keadilan itu sendiri. Mulut ngomong begini, padahal di balik itu tersimpan bau bangkai yang disimpan rapat-rapat. Dan sayangnya kebusukan tersebut sudah tercium, agenda mereka sudah ketahuan. Katanya bela agama dan hukum? Tolong jangan bikin lawak.
Untuk Fadli Zon, sebagai anggota dewan, malah sebagai Wakil Ketua DPR, harusnya bekerja dengan benar, membangun negara dan berpikir bagaimana memajukan negeri ini. Dia tidak digaji oleh rakyat untuk nyinyir dan berkomentar mengenai orang lain. Kalau mau nyinyir dan suka kritik, silakan jadi komentator saja, jangan jadi anggota DPR. Wakil rakyat kok kerjanya seperti ini, bikin sajak, kolaborasi bikin lagu, nyinyir, dan lontarkan statement tidak penting. Kalau semua anggota dewan seperti ini, bagaimana mau maju negara ini? Bekerja demi kepentingan sendiri dan sekelompok golongan
0 Response to "Begini Tamparan Telak Jaksa Agung Untuk Fadli Zon Terkait Rekayasa Tuntutan Ahok"
Posting Komentar